Jumat, 03 Juli 2009

Serba-serbi Tangga Ditinjau dari Sudut "Fengshui"

Serba-serbi Tangga Ditinjau dari Sudut "Fengshui"

ADAKALANYA kita bingung dalam hal menempatkan posisi tangga untuk loteng di rumah kita. Apakah sebaiknya di depan, di samping, atau di belakang. Bisa juga muncul pertanyaan, di bawah tangga sebaiknya digunakan sebagai ruang apa?

Pertanyaan tersebut akan semakin rumit jika kita menghitung fengshui (pengetahuan tentang keselarasan angin dan air) menggunakan rumusan-rumusan tertentu, seperti elemen kelahiran, shio, dan arah rumah.

Memang untuk menentukan posisi tangga yang benar dan akurat, mutlak digunakan rumusan-rumusan tersebut, tetapi hal itu akan membutuhkan perhitungan cukup rumit. Bisa saja Anda datang ke ahli fengshui untuk mengetahuinya, tetapi untuk gambaran secara umum Anda bisa juga mencermati pemaparan di bawah ini.

Seperti kita ketahui, fungsi utama tangga adalah menghubungkan lantai bawah dan lantai di atasnya. Untuk itu ada baiknya tangga berada di dalam rumah. Jika tangga terletak di luar rumah, hal ini akan memberikan jarak antara penghuni lantai bawah dan penghuni lantai atas. Dengan kata lain, ada ketidakharmonisan antara penghuni lantai bawah dan penghuni lantai atas.

Sebagai gambaran umum, tangga yang baik tidak langsung berhadapan dengan pintu utama. Hal ini untuk menghindari benturan chi atau malah mengeluarkan energi chi itu sendiri. Secara umum, tangga sebaiknya ditempatkan di bagian samping dan arah naik tidak membelakangi jalan di depan rumah.

Dianjurkan agar tangga tidak langsung lurus dari bawah ke atas, maksudnya dari bawah langsung menuju ke atas dalam satu garis/arah. Jika rumah Anda cukup luas, bentuk tangga setengah melingkar akan lebih bagus. Akan tetapi, jika tidak memungkinkan, buatlah belokan, misal dari anak tangga ke tujuh berbelok arah menuju ke atas. Hal ini seperti pada alasan lainnya dalam fengshui adalah untuk menahan lajunya energi yang terlalu besar mengalir di rumah Anda.

Jumlah anak tangga pun sebaiknya tidak dalam hitungan kelipatan lima atau akan habis jika dibagi dengan lima, misalnya 15 atau 20 (jika dibagi 5 akan habis). Sebaiknya jangan pula bersisa empat jika dibagi dengan kelipatan lima, misal 19 atau 24 karena angka empat jika dilafalkan dalam bahasa Mandarin bisa berarti mati.

Jadi sebaiknya jumlah anak tangga adalah kelipatan 5 plus 1 atau 3, misal 16 atau 18 bisa juga 21 atau 23. Para praktisi fengshui percaya jika jumlah anak tangga masih sisa 1 atau 3, apabila dibagi dengan 5, maka rezeki tidak akan habis dimakan, artinya selalu ada sisa. Dalam hal ini sama dengan penghasilan yang tidak akan habis malah akan ada tabungan.

Adapun kelipatan lima itu sendiri bisa diibaratkan dengan lima unsur elemen fengshui (air, tanah, kayu, api, dan logam). Untuk menghitung jumlah anak tangga, patokan yang digunakan adalah mulai dari anak tangga yang pertama dan berakhir dengan pijakan terakhir/ lantai pada loteng.

Sebaiknya posisi tangga tidak berhadapan dengan kamar mandi. Misalnya dari lantai bawah posisi tangga naik jangan di depan kamar mandi, demikian pula setelah melangkah anak tangga terakhir di lantai atas sebaiknya tidak langsung menuju kamar mandi. Hal ini untuk menghindari mengalirnya energi positif yang sia-sia menuju tempat pembuangan ataupun sebaliknya.

Juga dihindari untuk posisi tangga yang langsung berhadapan dengan dapur. Hal ini untuk menghindari energi positif yang akan hangus terbakar jika posisi tangga mengarah ke dapur, terutama kompor. Para praktisi fengshui percaya bahwa aliran chi akan berputar di dalam rumah apakah di lantai bawah atau di lantai atas. Untuk itulah sebaiknya dihindari posisi yang langsung mengarah ke dapur.

Namun bagaimana jika di rumah Anda sudah telanjur demikian? Untuk menyiasatinya, cobalah pasang partisi antara dapur dan tangga. Hal lain yang perlu dihindari adalah arah tangga yang langsung berhadapan dengan jendela, baik dari bawah maupun atas. Hal ini untuk menghindari pembuangan energi positif melalui jendela.

Untuk penggunaan ruangan yang persis di bawah tangga, usahakan tidak digunakan untuk aktivitas utama/yang membuat orang terus-menerus berada di area tersebut dalam waktu lama, misal untuk ruang kerja, ruang bermain anak, dan sebagainya. Dilihat dari sudut pandang fengshui, hal ini untuk menghindari tekanan atau pijakan yang menimpa pada orang yang berada di bawah tangga. Secara logika pun akan muncul kebisingan yang timbul karena aktivitas orang yang turun naik di atasnya sehingga mengganggu konsentrasi orang yang berada di bawahnya.

Jika rumah Anda cukup luas, biarkan ruang tersebut untuk area bebas atau bisa digunakan untuk menaruh tanaman. Banyak juga yang menggunakannya sebagai powder room atau toilet untuk tamu. Hal ini masih diperbolehkan mengingat aktivitas di situ juga tidak terus- menerus atau dengan kata lain digunakan jika perlu. Bisa juga digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.

Karena keterbatasan lahan dan alasan supaya praktis, banyak sekali orang memilih tangga spiral yang ditujukan untuk menuju ruang jemuran pakaian. Jika lahan memungkinkan, sebaiknya dihindari penggunaan tangga jenis ini. Jika dilihat komposisinya tangga spiral berbentuk melingkar dengan satu tiang, hal ini bisa diibaratkan dengan kehidupan Anda yang hanya bertumpu pada satu sumber dan mudah berayun-ayun.

Bagaimana jika hal ini terjadi di rumah Anda? Untuk menyiasatinya, berikan tambahan satu tiang di bawahnya, misalnya di bawah anak tangga ketiga atau keenam. Hal ini bisa diibaratkan dengan tambahan penopang pada sumber penghasilan Anda.

Hal yang penting dan patut dicermati adalah bagaimanapun mewahnya rumah Anda, dan di mana pun letak tangga, penerangan di sekitar area tangga tetap harus diperhatikan. Sebaiknya pada area ini diberikan cahaya yang cukup terang. Bukankah tidak lucu jika ada orang yang jatuh hanya karena kurangnya pencahayaan pada sekitar area tangga di rumah Anda?

Teguh Senoadji Pemerhati "Fengshui"
Read More..

Rabu, 01 Juli 2009

Dahlan Iskan on “Cassano oh Cassano”

Dahlan Iskan on “Cassano oh Cassano”
November 19th, 2008
Artikel bagus yg ditulis Dahlan Iskan, Bos Jawa Pos Group. Ijin Copas ya Pak.
Dari Pertemuan Puncak Washington DC
INDOPOS/ 17-11-2008.

Kalau harus dibuat daftar orang yang paling disalahkan sebagai
penyebab krisis global sekarang ini, semua akan sepakat memasukkan
nama ini: Joseph J. Cassano. Dialah yang harus berada di urutan
pertama daftar itu. Cassano-lah pencipta apa yang disebut credit
default swaps (CDS) -izinkan saya menerjemahkannya
dengan “perlindungan terhadap kredit gagal bayar”, satu istilah yang
sebelum terjadi krisis ini masih sangat langka di Indonesia.

Bahkan, kalau banyak analis mengatakan Eropa-lah yang akan menjadi
korban terparah sebagai dampak krisis ini, kaitannya juga dengan CDS
itu. Nama Cassano amat top di Eropa dalam pengertian yang negatif.
Cassano memang orang New York, tapi berkantor di London, Inggris.
Hebatnya, kantor pusatnya di New York sangat bergantung padanya.
Bahkan, ada yang menggambarkan, kantor pusat AIG (American
International Group), perusahaan asuransi terbesar di dunia di New
York itu sudah bertekuk lutut pada anak perusahaannya atau unit
usahanya di London yang di bawah komando Cassano ini.

Cassanolah yang membuat AIG runtuh dan memaksa pemerintah Amerika
Serikat mengambil alih 85 persen saham AIG dengan cara menyuntikkan
dana ke AIG USD 85 miliar, hampir sama dengan nilai seluruh APBN
kita.
Cerita kehebatan Cassano itu kira-kira begini: Pada 1990-an bank-
bank di Eropa umumnya kelebihan dana. Artinya, terlalu banyak uang
deposito milik masyarakat yang ditaruh di bank-bank Eropa. Orang
Eropa memang lebih konservatif. Tidak terlalu senang spekulasi
bermain saham. Ini berarti bank harus membayar bunga deposito kepada
masyarakat terlalu banyak. Maka, bank-bank Eropa mencari akal sekuat
tenaga untuk memutar uang tersebut agar bisa menghasilkan bunga
lebih besar.
Cassano mengetahui itu. Di sisi lain Cassano juga tahu lembaga-
lembaga keuangan di AS lagi kesulitan dana karena banyaknya kredit
perumahan yang macet (subprime mortgage). Apalagi, tingkat
kesenangan masyarakat Amerika Serikat menabung sangatlah kecil.
Orang AS dikenal suka belanja (dan dianggap inilah yang membuat
ekonomi AS bergairah) membuat tingkat tabungan masyarakat AS
termasuk yang paling rendah di dunia: rata-rata hanya 2 persen dari
pendapatan. Terlalu banyak orang yang hidupnya bergantung pada kartu
kredit. Artinya, keuangan masyarakat sering defisit per bulan.
Bank-bank Eropa melihat situasi di AS itu seperti menghadapi madu
dan racun. Apalagi, jaringan Cassano sangat agresif menggoda mereka.
Di satu pihak bank-bank Eropa sangat ingin menyalurkan kelebihan
dananya ke sana karena iming-iming suku bunga yang sangat
menggiurkan. Di lain pihak bank-bank Eropa itu takut lantaran agunan
yang diterima adalah rumah-rumah yang berasal dari sitaan kredit
macet. Padahal, harga rumah-rumah itu sudah jauh lebih rendah
daripada nilai kredit yang macet.
Yang paling ditakutkan bank-bank Eropa adalah: jangan sampai
melanggar aturan bank internasional yang disebut Basel II, terutama
menyangkut kecukupan modal. Dalam aturan itu disebutkan bahwa setiap
memberikan kredit, bank harus meningkatkan modal yang disimpan di
penjaminan. Semakin kurang berkualitas kredit itu semakin tinggi
nilai modal penjaminannya. Bank-bank di Eropa tahu kalau sampai
mereka memberikan kredit yang dikaitkan dengan subprime mortgage,
konsekuensi permodalannya sangat berat.
Di saat seperti itulah Cassano datang dengan resep yang dianggap
bisa membersihkan racun dari madu. Bank-bank Eropa bisa menikmati
bunga tinggi yang ditawarkan Cassano tanpa harus meneguk racunnya.
Yakni, menggunakan resep bikinan Cassano yang disebut credit default
swaps (CDS) tadi. Bank-bank Eropa bisa meminjamkan uang kepada
lembaga-lembaga keuangan besar di AS seperti Lehman Brothers,
Goldman Sachs, dan seterusnya dengan swaps atau jaminan atau
perlindungan dari AIG.
Dengan resep dari Cassano ini, bank-bank Eropa bisa berkelit dari
kewajiban penyetor modal penjaminan tambahan seperti yang diatur
dalam Basel II. Untuk itu bank-bank Eropa memang harus membayar fee
yang besar kepada AIG. Sebagai bandingan, kalau untuk fasilitas
credit equity swaps (CES) fee-nya maksimum hanya 100 basis poin,
untuk DCS ini AIG minta fee sampai 500 basis poin.
Meski harus membayar fee kepada AIG yang sangat besar, bank-bank
Eropa merasa aman. Pertama, bunga yang didapat masih jauh lebih
besar. Kedua, kalau toh kredit itu gagal dibayar balik, AIG-nya
Cassano menjamin pembayarannya. Dan, yang penting, meski bank-bank
Eropa memberikan kredit kepada lembaga keuangan yang jaminannya
adalah kredit-kredit gagal bayar seperti yang berasal dari subprime
mortgage, itu tidak dianggap melanggar Basel II.
Mengapa? Karena kredit-kredit gagal bayar itu sudah dimasukkan dalam
paket-paket dengan kemasan bagus. Meski isinya busuk, bungkusnya
indah dan menggoda. Apalagi, yang membungkus itu perusahaan-
perusahaan dengan reputasi kelas satu: ratingnya AAA. Sangat
tepercaya. Siapa yang tidak percaya Lehman Brothers dan sebangsanya
itu. Semua ratingnya AAA. Sebuah rating tertinggi.
Di Indonesia perusahaan yang ratingnya AAA tidak banyak (Misalnya,
PT HM Sampoerna, PT Telkom, Bank Danamon, Bank Rakyat Indonesia, dan
PT Summit Oto Finance, Red). Jawa Pos dua tahun lalu ratingnya hanya
A- (A minus), dan baru tahun lalu jadi A. Masih harus bekerja keras
lagi untuk bisa menjadi ke A+, lalu AA-, AA, AA+. Entah berapa puluh
tahun lagi bisa jadi AAA. Entah kerja keras seperti apa lagi untuk
bisa mencapai itu.
Bahkan, negara Indonesia, yang tidak pernah gagal bayar utang, yang
selalu tumbuh dengan baik, yang pengelolaan keuangannya dipuji bank
dunia, yang meski secara politik masih sering ribut namun terbukti
tetap stabil, hanya diberi rating B. Belum BB atau BBB. Masih jauh
dari rating A, apalagi AA atau AAA.
Padahal, perusahaan-perusahaan yang membungkus jaminan-jaminan gagal
bayar itu semua ratingnya AAA. Yang menjual bungkusan-bungkusan itu,
AIG-nya Cassano, ratingnya juga AAA. Laporan keuangannya menunjukkan
kemajuan yang pesatnya bukan main. Labanya juga selangit. Maka bank-
bank Eropa menganggap kredit yang diberikan kepada Lehman Brothers
dan lain-lain itu sangat aman. Karena itu, ketika “membeli”
bungkusan-bungkusan cantik tersebut, bank-bank Eropa tidak
diwajibkan menambah modal penjaminan seperti yang diharuskan Basel
II.
Transaksi “bungkusan pepes kosong” CDS itu mencapai USD 562 miliar!
Atau sekitar Rp 70.000.000.000.000.000. Bukan semua uangnya berasal
dari bank-bank Eropa, namun terlalu banyak yang berasal dari Eropa.
Itulah sebabnya, dalam pertemuan puncak 20 kepala negara di
Washington kemarin, Eropa ingin sekali “menghukum” AS. Yakni, dengan
cara menetapkan persyaratan-persyaratan baru bagi perusahaan
keuangan yang ingin melakukan bisnis keuangan dengan model yang
rumit-rumit seperti itu.
Semangat tinggi Eropa untuk menghukum AS dengan sangat keras itulah
yang diwaspadai Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus
berkoordinasi dengan tim delegasi untuk membicarakan soal yang rumit
ini: jangan sampai tujuan yang sebenarnya untuk menghukum AS itu
negara seperti Indonesia ikut jadi narapidana.
Presiden harus “berkelahi” dengan caranya sendiri untuk menghindari
itu. Sebab, kalau Indonesia juga harus mengikuti persyaratan baru
kelak secara ketat, bisa-bisa Indonesia -yang tidak tahu apa-apa
mengenai penyebab krisis- langsung masuk penjara dan mati di
dalamnya. Inilah salah satu misi presiden yang berhasil dari
pertemuan puncak ini.
Lembaga-lembaga keuangan dunia yang akan melakukan transaksi, kelak,
harus memenuhi lebih dari 50 persyaratan. Mulai transparansi,
pengawasan, pengambilan risiko sampai penegakan aturan, sampai
persyaratan ratingnya.
Kelak, kira-kira, kalau semua berhasil dirumuskan, gambarannya
begini: ada 50 atau 70 peraturan. Perusahaan keuangan yang akan
melakukan bisnis dengan tingkat kerumitan 10, harus memenuhi semua
persyaratan itu. Tapi, lembaga keuangan yang hanya melakukan bisnis
dengan tingkat kerumitan 5, hanya perlu memenuhi syarat separo dari
yang ditetapkan itu. Semakin rendah tingkat keruwetan bisnisnya,
semakin sedikit persyaratan yang harus dipenuhi.
Presiden SBY sangat lega karena nada memberlakukan semua persyaratan
untuk semua negara bisa dihindari. Kalau saja, misalnya, Indonesia
juga harus memenuhi seluruh persyaratan itu, semua bank di Indonesia
akan langsung tidak bisa berusaha. Padahal, kondisi bank di
Indonesia saat ini sudah sangat prudent. Peruraturan pemerintah
untuk bank di Indonesia juga sudah sangat ketat -terima kasih atas
terjadinya krismon 1998 lalu.
Kalau toh masih ada yang harus diatur lebih ketat adalah lembaga-
lembaga keuangan non-bank. Ini pun khusus menyangkut yang
kepemilikannya satu grup dengan perusahaan yang merestrukturisasi
keuangan. Sebab, grup-grup usaha di Indonesia juga memiliki lembaga
keuangan nonbank, yang bisa saja menjadi lubang kelemahan. Misalnya,
lembaga keuangannya miliknya sendiri itulah yang diminta mengatur
agar harga sahamnya jauh lebih mahal saat perusahaan itu akan
melakukan go public. (*)

Read More..

Cintamu

bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah
rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu
datanglah aku akan berlari menyambutmu
tapi kau terus sibuk dengan dirimu
kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku
tanpa meski sekedar melongokku
kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
lalu kau rayu aku dari kejauhan
kau merayu dan memujaku
bukan untuk mendapatkan cintaku
tapi sekedar memuaskan egomu
kau memarahi mereka
yang berusaha mendekatiku
seolah olah aku sudah menjadi kekasihmu
apakah karena kau cemburu buta
atau takut mereka lebih tulus mencintaiku
Pulanglah ke dirimu
aku tak kemana mana
KH. A. Mustofa Bisri
2005

Read More..

Sajak Atas Nama

SAJAK ATAS NAMA
Ada yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia

Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan

Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!
KH. A. Mustofa Bisri

Read More..

Jika Saya Memegangnya Selama 1 Menit

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:

"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."


"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.
Read More..

Selasa, 23 Juni 2009

Membaca Shalawat untuk Nabi

Membaca Shalawat untuk Nabi


Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.

Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.

Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.

Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.

Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.

Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)

Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
وَأخْرَجَ ابْنُ مُنْذَة عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنهُ أنّهُ قال قال َرسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: مَنْ صَلّى عَلَيَّ كُلّ يَوْمٍ مِئَة مَرّةٍ – وَفِيْ رِوَايَةٍ – مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي اليَوْمِ مِئَة مَرّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِئَة حَجَّةٍ – سَبْعِيْنَ مِنْهَا في الأخِرَةِ وَثَلاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا – إلى أنْ قال – وَرُوِيَ أن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عليه وسلم قال : اكْثَرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَلَيَّ فَإنّهَا تَحِلُّ اْلعَقْدَ وَتَفْرجُ الكُرَبَ – كَذَا فِيْ النزهَةِ

Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.

Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).

Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.

Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)

KH Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta
Read More..