Minggu, 27 Maret 2011

Susu Jagung Manis

Jagung manis merupakan salah satu varian dari tanaman jagung dimana memiliki karakter spesial yaitu memiliki rasa manis secara alami. Rasa manis pada jagung manis disebabkan adanya gen resesif yang menghambat pembentukan gula menjadi tepung. Gen resesif yang terdapat pada tanaman jagung manis yang ada dipasaran saat ini adalah gen shrunken 2 (sh2). salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mememberi nilai tambah bagi petani jagung manis adalah dengan menjual produk jagung manis menjadi produk olahan. Produk olahan jagung manis dapat berupa : jagung manis rebus yang dijual berupa jagung manis pipil dalam cup dan diberi aneka rasa seperti keju, strawbery, ditambahkan creamer, susu dan seterusnya. Seperti yang sedang dikembangkan salah satu francise dari malaysia (daily fresh).

Selain dalam bentuk rebusan, jagung manis dapat di olah menjadi tempe jagung manis (seperti yang dilakukan masyarakat Ambarawa Jawa Tengah), selai, sirup, susu maupun susu fermentasi (yogurt). Pada kesempatan kali ini kami mencoba untuk membuat susu dengan bahan dasar jagung manis varietas sweet boy dari cap kapal terbang yang banyak ditanam petani. Tahap pembuatan susu jagung manis sebagai berikut :

Langkah 1:

kita bersihkan jagung manis yang masih segar dari rambut jagung trus kita pipil...biar mudah sisir aja pake pisau
4 tongkol jagung manis ukuran sedang cukup lah buat 3 gelas susu jagung manis







Langkah 2:

Masukkan pipilan jagung manis ke dalam blender..lalu tambahkan 2 gelas air hangat sebagai pengencer dan untuk meminimalisir aroma langu jagung manis














Langkah 3:

Blender jagung manis sampe bener-bener halus











Langkah 4:

Saring jagung manis yang sudah diblender...
Tambahkan air dengan perbandingan 1:4
Sisihkan ampas jagung manis....
(sebenarnya ampas jagung manis masih bisa dimanfaatkan untuk membuat selai dan tempe jagung manis...tapi tidak sekarang kita bikin...dah haus niy hehehe...)





Langkah 5:

Rebus sari jagung manis di atas api sampai suhu 80 derajat Celcius...
Kalo mau ambil sarinya aja bisa disaring lagi karena biasanya setelah direbus, sebagian zat pati yang ikut dalam rebusan akan menggumpal seperti jelly ... yummy






Langkah 6:

Tambahkan susu kental manis atau susu skim biar tambah gurih...
bisa juga ditambahkan gula pasir atau gula jawa untuk minuman berenergi....
kalo pengen diet gula..bisa langsung dikonsumsi... slurp...slurp...






Dan tarra.....ni dia susu jagung manis yang udah siap diminum....dingin lebih enak lho....
seperti susu pada umumnya....batas aman dan sehat untuk dikonsumsi kalo disimpan pada suhu ruang hanya 6 jam....kalo disimpan pada suhu dingin bisa tahan lebih lama..
Dibekukan juga mak nyuuss lho...^_^

Ayo bikin yuuukkk....






Read More..

Yanti, Ibu Rumah Tangga Beromzet Rp 2 M

Status wanita bahkan ibu rumah tangga tidak menjadi halangan bagi kaum Hawa untuk bisa mencapai sukses, laiknya kaum adam. Memulai karier dari seorang pegawai perusahaan, kini Yanti Meilianty Isa justru menjadi pemilik sebuah usaha yang omzetnya mencapai Rp 2 miliar.

"Saya mulai bisnis (PT) MagFood Inovasi Pangan tahun 2001. Inspirasinya adalah berbagi (kepada orang lain). Saya melihat banyak celah untuk makanan Indonesia. Sebagai orang Muslim, makanan itu kan harus halal, dan kita negara yang rawan pangan. Jadi, saya mulai dulu dari diri saya," jelas Yanti kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (23/3/2011).

Produk pertama usahanya adalah campuran bumbu untuk industri kripik singkong, krupuk, yang terbuat dari bahan baku yang higienis, memenuhi syarat Depkes, dan halal. "Tahun 2003, (saya) masuk ke bisnis waralaba. Dulu gerobak kali ya, buat ayam goreng dan kentang," ujar Yanti, yang terus mengampanyekan makanan untuk memakai pengawet dan pewarna yang aman bagi kesehatan.

Selang 4 tahun kemudian, Yanti membeli saham PT Red Crispy. Namun, karena terdapat dua kepemilikan dengan satu merek, maka Magfood RedCrispy berubah merek menjadi Magfood Amazy, yang merupakan resto cepat saji dengan menu andalan ayam goreng dan keripik kentang.

Untuk jumlah karyawan, selama tiga tahun Amazy beroperasi, sudah ada 110 outlet lebih, dengan 8-12 karyawan per outletnya. "Dari merek lama dan baru kita udah ada sekitar 2.000 pekerja, dan sudah terbentuk jaringan wirausaha 400 orang lebih," tuturnya.

Luar Jawa potensial

"Wilayah nasional, ekonomi yang lagi maju justru luar pulau. Mulai dari Sumatera, Kalimantan, kemudian Ambon, Sulawesi. Saya masuk di kota-kota yang belum pernah saya kenal sebelumnya," jelas Yanti.

Menurutnya, merupakan suatu tindakan bunuh diri jika fokus pada Pulau Jawa dalam memperluas ekspansi bisnis, yang cukup berat bersaing dengan perusahaan multinasional. "Kita masuk ke pinggir kota, seperti Bekasi, Bintaro, masuk ke daerah-daerah perumahanlah," jelasnya.

Yanti yang sebelumnya seorang profesional selama 17 tahun dengan spesialisasi manajemen merek menyebutkan, mental sebagai kendala terbesar bagi seseorang dalam memulai usaha. "Modal saya bukan uang, tapi pengalaman saya selama 17 tahun sebagai profesional. Selama itu, saya banyak mendapat kesempatan dari perusahaan multinasional untuk membangun bisnis baru, jadi ini (modal bukan hanya uang) yang saya mau tularkan ke orang," jelasnya.

Mental dalam berusaha, lanjut dia, juga berarti jangan bergantung sepenuhnya dengan pemerintah. Maksudnya, jika menemui perizinan yang susah, pajak yang mempersulit, ataupun dukungan ke UKM masih sangat sulit, jangan mengeluh dan coba usaha sendiri.

"Problemnya di (usaha) mikro, mereka tidak menciptakan kepemimpinan. Seperti, pedagang di Tanah Abang, omsetnya mungkin lebih dari saya, tapi ketika pedagangnya sakit, tokonya tidak buka," tuturnya.

Dengan statusnya sebagai seorang ibu, juga pengusaha, Yanti menyebutkan, banyak hambatan dari lingkungan, mulai dari keluarga inti, besar, hingga masyarakat sekalipun. "Nah, wanita itu harus punya ketahanan fisik dan mental yang sangat kuat. Bikin tangan jadi delapan, octopus, sehingga bisa menjaga keluarga, usaha, dan lainnya," serunya menjelaskan dengan semangat.
sumber : www.kompas.com
Read More..

Minggu, 20 Maret 2011

Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus

Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus

Moment hari raya Idul Fitri merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umut Islam, terutama umat Islam di Indonesia. Dalam tradisi umat islam di Indonesia di kenal istilah “mudik” yaitu kembalinya keluarga ke kampung halaman untuk berkumpul dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain pada saat hari raya Idul Fitri. Sebagai seorang perantauan “ tinggal di Kediri-Jawa Timur” walupun jarak tempuh Kediri-Kudus sekitar 300 km yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam perjalanan, terkadang dikarenakan kesibukan rutinitas dan kerja, pulang ke kampung tempat kelahiran baru bisa dilakukan dua kali dalam setahun.
Lebaran Idul Fitri pada tahun 2010, merupakan moment yang special, untuk melepas kerinduan dan kenangan akan masa kecil. Wisata kuliner dengan menikmati menu masakan khas kota Kretek seperti Lentog Tanjung, Soto Kerbau, Sate Kerbau, Nasi Pindang dan Bakso yang pastinya pun berbahan daging kerbau tidak kami lewatkan.

Untuk wisata religi tidak lupa kami sempatkan untuk berziarah ke makam Sunan Kudus (Syeikh Dja’far Shodiq), dimana salah satu karya peninggalan beliau adalah Masjid Menara Kudus, dengan arsitektur yang khas perpaduan antara Jawa, Hindu dan China.
Masjid Menara Kudus ini didirikan oleh Ja’far Shodiq yang bergelar Sunan Kudus, diperkirakan pada tahun 956 H/ 1549 M. mengambil angka pada “Batu peringatan yang dibawa dari kota Baitul maqdis (Alquds) Palestina oleh Sunan Kudus pada waktu menunaikan ibadah Haji, yang kemudian digantikan untuk mengganti nama kota Loaram menjadi kota Kudus (yang berarti suci). Masjid ini bernuansa dan berarsitektur Hindu Jawa, didirikan untuk menarik perhatian masyarakat Loaram yang pada masa itu menganut agama Hindu dan Budha yang sangat kuat.
Bagian-bagian Masjid yang bercorak Hindu Budha antara lain:
- Bangunan menara yang mirip dengan candi Hindu

- Gapura/ gerbang 3 buah, 2 diantaranya
pada saat ini terletak di dalam masjid karena perluasan dan yang satu sebagai gerbang masjid berada diluar.



- Ukiran kepala Arca 8 Buah, pancuran padasan atau kolam tempat berwudlu yang artinya Asta Sanghi Kamarga atau delapan jalan utama.

Disebelah selatan areal kompleks masjid dibangun pula bangunan tajug dan penjagaan yang dilakukan Sunan Kudus untuk menerima tamu. Masjid ini telah mengalami perubahan pada akhir tahun 1918 – 1919 M, oleh kyai R. Asnawi, bagian asli bangunan tidak dibuang. Tahun 1921 bangunan masjid diberi penambahan Serambi dan tahun 1933 perluasan serambi serta pemberian kubah pada masjid. Dibelakang kompleks msjid terdapat makam Sunan Kudus beserta keturunan dan pengikutnya.

Tidaklah afdol mengagumi karya peninggalan sunan kudus tanpa mengenal sejarah dari Sunan Kudus. Kota kudus merupakan kota wali dimana 2 dari sembilan wali penyebar agama Islam di tanah Jawa (Wali Songo) berada di kudus. Berikut merupakan sejarah singkat dari Sunan Kudus (Syeikh Dja’far Shodiq) dan Sunan Muria (Raden Umar Said).

Sejarah Sunan Kudus
Dja’far Sodiq, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, adalah putra dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan. Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agam Islam di sekitar daerah Kudus khususnya di Jawa Tengah pesisir utara pada umumnya. Beliau terhitung salah seorang ulama, guru besar agama yang telah mengajar serta menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya.

Terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama. Terutama dalam ilmu Tauhid, Ushul, Hadits, Sastra Mantiq dan lebih-lebih didalam Ilmu Fiqih. Oleh sebab itu, beliau di beri gelari dengan sebutan sebagai Waliyyul ‘Ilmi. Beliau yang termasuk salah seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berisi filsafat serta berjiwa agama. Diantara buah ciptaannya yang terkenal, ialah Gending Maskumambang dan Mijil.

Disamping bertindak sebagai guru Islam, juga sebagai salah seorang yang kuat syariatnya. Sunan Kudus pun menjadi Senopati dari Kerajaan Islam di Demak. Bekas peninggalan beliau antara lain adalah Masjid Raya di Kudus, yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kudus. Oleh Karena di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah.

Mengenai perjuangan Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam tidak berbeda dengan para wali lainnya, yaitu senantiasa dipakai jalan kebijaksanaan, dengan siasat dan taktik yang demikian itu, rakyat dapat diajak memeluk agama Islam.

Sejarah Sunan Muria
Raden Umar Syaid, atau Raden Said dikenal dengan sebutan Sunan Muria, adalah termasuk salah seorang dari kesembilan wali yang terkenal di Jawa. Nama kecilnya ialah Raden Prawoto. Beliau adalah putra dengan Sunan Kalijaga dengan Dewi Soejinah putri Sunan Ngudung. Jadi, kakak dari Sunan Kudus. Sunan Muria memperoleh seorang putra yang diberi nama Pangeran Santri, dan kemudian mendapat julukan Sunan Ngadilungu. Sunan Muria yang terhitung salah seorang penyokong dari Kerajaan Bintoro. Beliau yang ikut mendirikan Masjid Demak. Beliau lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa, bergaul serta hidup di tengah-tengah rakyat jelata.

Sunan Muria lebih suka mendidik rakyat jelata tentang agama Islam di sepanjang lereng Gunung Muria yang terletak 18 km jauhnya sebelah utara Kota Kudus. Cara beliau menjalankan dakwah ke-Islam-an, adalah dengan jalan mengadakan pelatihan terhadap kaum dagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah kabarnya yang mempertahankan tetap berlangsungnya gamelan sebagai satu-satunya sebagai seni jawa yang sangat digemari rakyat serta dipergunakannya untuk memasukkan rasa ke-Islaman ke dalam jiwa rakyat untuk mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping itu, beliau adalah pencipta dari gending “Sinom dan Kinanti”. Kini beliau dikenal dengan sebutan Sunan Muria oleh karena beliau di Makamkan di atas Gunung Muria, termasuk dalam wilayah Kudus.

(Oleh : Azis Rifianto, disarikan dari berbagai sumber)

Read More..