Selasa, 29 Juni 2010

Farm Field Day Jagung Manis "Master Sweet" di Beringin Deli Serdang


Farm Field Day Jagung Manis "Master Sweet" di Beringin Deli Serdang

Panen perdana jagung Master Sweet di Dusun Yogya, Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (15/6) siang dihadiri lima puluhan petani yang tergabung dalam Gapoktan dan kelompok tani yang ada di desa itu. Salah satu kelompok tani yang telah berhasil mencoba penanaman jagung Master Sweet di Desa itu adalah Kelompok Juli Tani. ” Kita sedang panen perdana jagung Master Sweet, kata Warno (50) salah seorang petani yang menanam jagung Master Sweet di kebun miliknya.
Warno menyebutkan kualitas jagung Master Sweet yang dipanennya itu sangat baik, berbeda dengan kualitas bibit jagung yang lain. Dari awal penanamannya batang tanaman jagung Master Sweet tetap kokoh serta tahan terhadap hama penyakit seperti bulai. “Buah dan tongkolnya besar-besar, bijinya pun rata sampai ke pucuk. Ini tentu dapat menguntungkan para petani jagung sehingga perekonomiannya meningkat,” katanya menambahkan.
Area Manejer PT Tanindo Intraco Ir Alam Sembiring saat dikonfirmasi wartawan di sela-sela acara tersebut menyebutkan PT Tanindo Intraco merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis. Di antaranya benih sayur, pestisida, pupuk, jagung dan jagung manis. Lebih lanjut ia menyebutkan FFD jagung manis “Master Sweet” tersebut dilakukan sebagai sosialisasi kepada petani. Dimana jagung tersebut memiliki banyak keunggulan di antaranya lebih tahan terhadap penyakit seperti bulai, produksi tinggi, rasa yang manis, ukuran tongkol besar dan seragam. “Ternyata bibit jagung Master Sweet dapat tumbuh subur serta berbuah diberbagai daerah tempat,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Master Sweet merupakan hasil penelitian riset perusahaan selama bertahun-tahun dilakukan di farm yang berlokasi di daerah Kediri Jawa Timur. Setelah mengadakan multi lokasi, termasuk di Sumut. Hasilnya dari beberapa varietas yang diuji di Sumut, Master Sweet lah yang terbaik serta cocok untuk daerah ini, katanya seraya menyebutkan benih jagung manis itu siap untuk dipasarkan sekitar bulan Juli mendatang.
Dari survey yang dilakukan ternyata kualitas jagung manis Master Sweet hampir sama dengan “Sweet Boy” yang juga merupakan generasi sebelumnya yang dikeluarkan oleh PT Tanindo Intraco. “Ini kita sesuaikan dengan permintaan pasar. Kadang pembeli yang merupakan pedagang eceran seperti jagung rebus dan bakar lebih suka membeli jagung yang bentuknya tidak terlalu besar disebabkan membelinya dengan hitungan per goni, jumlahnya kan lebih banyak, sehingga pedagang tersebut dapat lebih untung. Namun ada juga pembeli yang mencari tongkol jagung yang lebih besar, tentunya dengan kualitas yang terjamin dengan buah besar dan rasa yang manis seperti jagung Master Sweet ini,” kata Yusdianto, Market Development Sumut-Aceh didampingi Munawar Sp, Agronomis Deli Serdang di PT Tanindo Intraco sembari menyebutkan hitungan pergoni rata-rata Master Sweet 140 tongkol jagung dengan isi yang bagus berbeda dengan kualitas jagung lain.
Acara diwarnai dengan perlombaan makan jagung Master Sweet oleh ibu-ibu petani yang penuh dengan rasa kekeluargaan. (BSK/s)

sumber :http://hariansib.com
Read More..

Senin, 21 Juni 2010

Iklan yang Efektif


Iklan yang Efektif

APAKAH Anda pernah melihat bentuk kampanye tentang antinarkoba? Baik berupa iklan media cetak, brosur, iklan televisi, billboard dan sebagainya?

Apa yang biasanya tertulis dalam iklan–iklan tersebut? Yang sering kita temui mungkin biasanya tertulis "Jauhi NARKOBA" , "Jangan Gunakan NARKOBA" dan sebagainya (biasanya tulisan narkoba ditulis dengan huruf yang lebih besar dan jelas).

Tantangan iklan antinarkoba di Indonesia, seringkali mengingatkan orang untuk ingin tahu: Apa itu narkoba? Kelihatannya boleh juga. Namun, semakin banyak tulisan ’’dilarang” atau ’’antinarkoba”, narkoba ini seperti diiklankan secara gratis.

Kemudian, bagaimana iklan yang lebih efektif? Waktu saya pergi ke Singapura, dan berjalan di lorong bawah tanah menuju MRT (kereta bawah tanah) saya melihat sebuah gambar yang sangat menjijikkan, di mana ada satu orang yang kurus kering, telanjang. Tubuh itu tergeletak di dekat kloset toilet dengan kotoran manusia yang berceceran di sekitarnya, bahkan ada yang mengenai tubuhnya.

Di bawahnya tertulis ”Narkoba membuat anus anda terbuka”. Anda tidak akan bisa menahan buang air besar. Kotoran anda ke mana-mana. Hiii...... sungguh menjijikkan. Bagaimana kesan atau perasaan Anda, jika melihat gambar tersebut? (setidaknya Anda sudah bisa membayangkan dari gambaran saya tadi).

Sampai sekarang, kalau saya ingat narkoba, perasaan jijik yang langsung keluar. Inilah iklan antinarkoba yang sukses. Sederhana, shocking, konkret, emosional, menjijikkan langsung dikaitkan dengan narkoba.Selesai!

Sekarang bagaimana menggunakan ilmu ini untuk anda yang mendesain iklan agar mengingatkan? (sebetulnya bukan hanya iklan, tetapi Anda bisa menggunakan 12 pilar marketing untuk menyentuh target market Anda, dengan cara yang sama). Misalnya perusahaan seperti mobil, sepeda motor, atau apapun. Bagaimana menggunakan jurus Pavlov/”Cantolan”?

Kuncinya adalah buatlah iklan yang ceritanya simpel, shocking, konkret, emosional, bisa dipercaya, sampai menimbulkan satu perasaan tertentu yang kita inginkan. Misalnya: ”Aman”,”Menguntungkan”,”Ultimate Driving Pleasure”, ”Sehat & Segar”, ”Kuat”, ”Putih Cantik”, ”Cinta Yang Abadi”,”Mapan”,dll. Setelah itu,baru keluarkan produk/ jasa Anda.

Yang kadang tidak ada hubungannya juga dengan perasaan tadi. Ulangi sampai menjadi ”cantolan” kebiasaan. Dengan demikian Anda bisa sukses menjajah pikiran orang tanpa disadari. Inilah sebabnya ada orang yang mendengarkan musik tertentu mendadak menangis karena pada waktu dia mendengarkan musik tersebut dia punya cantolan terhadap satu perasaan tertentu.(adn)

TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas in Business 2005
Read More..

Sabtu, 19 Juni 2010

Bahasa Geram


Bahasa Geram
Oleh: KH. Dr. A. Mustofa Bisri

Bangsa ini sedang terserang virus apa sebenarnya? Apakah hanya karena panas global? Di rumah, di jalanan, di lapangan bola, di gedung dapur, bahkan di tempat-tempat ibadah, kita menyaksikan saja orang yang marah-marah. Tidak hanya laku dan tindakan, ujaran dan kata-kata pun seolah-olah dipilih yang kasar dan menusuk. Seolah-olah di negeri ini tidak lagi ada ruang untuk kesantunan pergaulan. Pers pun –apalagi teve--tampaknya suka dengan berita dan tayangan-tayangan kemarahan.


Lihatlah “bahasa” orang-orang terhormat di forum-forum terhormat itu dan banding-sandingkan dengan tingkah laku umumnya para demonstran di jalanan. Seolah-olah ada “kejumbuhani” pemahaman antara para “pembawa aspirasi” gedongan dan “pembawa aspirasi” jalanan tentang “demokrasi”. Demokrasi yang–setelah euforia reformasi--dipahami sebagai sesuatu tatanan yang mesti bermuatan kekasaran dan kemarahan.

Yang lebih musykil lagi “bahasa kemarahan” ini juga sudah seperti tren pula di kalangan intelektual dan agamawan. Khotbah-khotbah keagamaan, ceramah-ceramah dan makalah-makalah ilmiah dirasa kurang afdol bila tidak disertai dengan dan disarati oleh nada geram dan murka. Seolah-olah tanpa gelegak kemarahan dan tusuk sana tusuk sini bukanlah khotbah dan makalah sejati.

Khususnya di ibu kota dan kota-kota besar lainnya, di hari Jumat, misalnya, Anda akan sangat mudah menyaksikan dan mendengarkan khotbah “ustadz” yang dengan kebencian luar biasa menghujat pihak-pihak tertentu yang tidak sealiran atau sepaham dengannya. Nuansa nafsu atau keangkuhan “Orang Pintar Baru” (OPB) lebih kental terasa dari pada semangat dan ruh nasihat keagamaan dan ishlah.

Kegenitan para ustadz OPB yang umumnya dari perkotaan itu seiiring dengan munculnya banyak buku, majalah, brosur dan selebaran yang “mengajarkan” kegeraman atas nama amar makruf nahi munkar atau atas nama pemurnian syariat Islam. Penulis-penulisnya–yang agaknya juga OPB—di samping silau dengan paham-paham dari luar, boleh jadi juga akibat terlalu tinggi menghargai diri sendiri dan terlalu kagum dengan “pengetahuan baru”-nya. Lalu menganggap apa yang dikemukakannya merupakan pendapatnya dan pendapatnya adalah kebenaran sejati satu-satunya. Pendapat-pendapat lain yang berbeda pasti salah. Dan yang salah pasti jahanam.

Dari bacaan-bacaan, ceramah-ceramah, khotbah-khotbah dan ujaran-ujaran lain yang bernada geram dan menghujat sana-sani tersebut pada gilirannya menjalar-tularkan bahasa tengik itu kemana-mana; termasuk ke media komunikasi internet dan handphone. Lihatlah dan bacalah apa yang ditulis orang di ruang-ruang yang khusus disediakan untuk mengomentari suatu berita atau pendapat di “dunia maya” atau sms-sms yang ditulis oleh anonim itu.

Kita boleh beranalisis bahwa fenomena yang bertentangan dengan slogan “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah” tersebut akibat dari berbagai faktor, terutama karena faktor tekanan ekonomi, ketimpangan sosial dan ketertinggalan. Namun, mengingat bahwa mayoritas bangsa ini beragama Islam pengikut Nabi Muhammad SAW, fenomena tersebut tetap saja musykil. Apalagi jika para elit agama yang mengajarkan budi pekerti luhur itu justru ikut menjadi pelopor tren tengik tersebut.

Bagi umat Islam, al-khairu kulluhu fittibaa’ir Rasul SAW, yang terbaik dan paling baik adalah mengikuti jejak dan perilaku panutan agung, Nabi Muhammad SAW. Dan ini merupakan perintah Allah. Semua orang Islam, terutama para pemimpinnya, pastilah tahu semata pribadi, jejak-langkah dan perilaku Nabi mereka.

Nabi Muhammad SAW sebagaimana diperikan sendiri oleh Allah dalam al-Quran, memiliki keluhuran budi yang luar biasa, pekerti yang agung (Q. 68:4). Beliau lemah lembut, tidak kasar dan kaku (Q. 3: 159). Bacalah kesaksian para shahabat dan orang-orang dekat yang mengalami sendiri bergaul dengan Rasulullah SAW. Rata-rata mereka sepakat bahwa Panutan Agung kita itu benar-benar teladan. Pribadi paling mulia; tidak bengis, tidak kaku, tidak kasar, tidak suka mengumpat dan mencaci, tidak menegur dengan cara yang menyakitkan hati, tidak membalas keburukan dengan keburukan, tapi memilih memaafkan. Beliau sendiri menyatakan, seperti ditirukan oleh shahabat Jabir r.a,“InnaLlaaha ta’aala lam yab’atsnii muta’annitan...”, Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai utusan yang keras dan kaku, tapi sebagai utusan yang memberi pelajaran dan memudahkan.

Bagi Nabi Muhammad SAW pun, orang yang dinilainya paling mulia bukanlah orang yang paling pandai atau paling fasih bicara (apalagi orang pandai yang terlalu bangga dengan kepandaiannya sehingga merendahkan orang atau orang fasih yang menggunakan kefasihannya untuk melecehkan orang). Bagi Rasulullah SAW orang yang paling mulia ialah orang yang paling mulia akhlaknya. Wallahu a’lam.

sumber : www.gusmus.net
Read More..

Kamis, 17 Juni 2010

Cara Jitu Mengemas Produk supaya Konsumen Mencari-Cari Produk


Cara Jitu Mengemas Produk supaya Konsumen Mencari-Cari Produk

APAKAH Anda pernah melihat adegan sulap atau pertunjukan sulap? Apa yang menarik bagi Anda ketika melihat pertunjukan sulap? Di Indonesia banyak kita jumpai/ lihat pertunjukan sulap, baik di kafe–kafe, di mal–mal, atau di televisi.

Sehingga tidak jarang orang merasa suatu pertunjukan sulap adalah pertunjukan yang sudah biasa, karena mereka sudah pernah bahkan sering melihat di berbagai media atau di berbagai tempat lain sebelumnya. Atau merasa kurang tertarik untuk melihat pertunjukannya secara langsung, karena merasa pertunjukan sulap paling seperti yang ada di TV saja.

Meskipun saya yakin cukup banyak pesulap di Indonesia yang sebenarnya juga dahsyat. Namun, apakah Anda pernah mengenal atau mendengar David Copperfield? Siapakah dia? … Banyak orang yang mengatakan dia adalah seorang pesulap. Memang dia adalah seorang pesulap, namun sebenarnya ia juga merupakan praktisi marketing yang dahsyat. Mengapa begitu? … Coba saja Anda lihat, berbagai pertunjukannya sangat laku di berbagai penjuru dunia (meski tiketnya tidaklah murah).

Salah satu rahasianya adalah dia sangat ahli dalam mengemas pertunjukkan sulapnya menjadi pertunjukkan yang sangat menghibur, spektakuler, dan sangat memukau. Tentu saja dengan dibarengi strategi promosi yang dahsyat. Sehingga banyak orang yang mau melihat pertunjukannya bahkan hingga berkali-kali. Dia sangat jago dalam mengemas pertunjukan hingga detil-detilnya, baik tata panggung, pencahayaan, sound system, dan banyak lagi yang lainnya.

Sehingga penonton merasa sangat terlibat dalam pertunjukan tersebut. Hingga akhirnya dia mendapatkan predikat dari Las Vegas Review Journal: “Grade A” “Copperfield’s best illusions are still unparalleled on the strip!” The only “Grade A” rated full evening magic show in Las Vegas! Demikian juga dalam dunia seminar, apa yang ada dalam pikiran seseorang pada umumnya pertama kali kalau mendengar kata “seminar”? Biasanya dikaitkan dengan: suasana yang serius, duduk mendengarkan, bahkan ada yang mengatakan “membosankan”, dan…. Tidak sedikit juga yang mengatakan: mengantuk kalau ikut seminar.

Oleh karena itu, ada seorang pembicara yang mencoba membuat kemasan yang berbeda mengenai seminar. Seminar adalah: suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan, penuh semangat, dan tentunya penuh ilmu dahsyat dan …. Meski dalam lima hari berturut-turut pun, peserta seminarnya pasti tetap merasa segar dan bersemangat.

Karena itu, pembicara tersebut bisa mendapatkan predikat sebagai: Pelatih Sukses no 1 di Indonesia, Pembicara Terbaik di Indonesia, dan The most Powerful People in Business. Untuk membuat suatu kemasan seminar yang benar-benar menyenangkan, penuh kegembiraan, penuh semangat, dan ilmu yang bermanfaat, memang tidak mudah. Dan tetap ada saja yang berkomentar, “seminar kok pakai lunjak-lunjak,… seminar kok sampai jam 11 malam (bahkan lebih)…” dan seterusnya.

Namun, di sinilah saya benar-benar mempraktikkan Marketing Revolution, meskipun ada saja yang berkomentar seperti itu … Saya tetap fokus untuk bisa memberikan seminar yang benar-benar memiliki nilai tambah yang dahsyat. Saya juga memperhatikan detil-detilnya, supaya hasil keseluruhan bisa dahsyat.

Dan ternyata terbukti hasilnya, dengan mengemas seminar sedemikian dahsyatnya, akhirnya banyak sekali orang yang menghadiri seminar-seminar saya, dan banyak orang pula yang memberikan testimoni kesuksesan dan kebahagiaannya dengan mengikuti seminar-seminar yang saya berikan. Bahkan banyak orang yang tadinya tidak begitu suka seminar, bahkan antipati, malah akhirnya mereka mau mengikuti seminar saya.

Lebih dahsyatnya lagi mereka dengan senang hati terus-menerus mengikuti seminar saya hingga ada yang lebih dari delapan kali. Dan dengan senang hati pula para peserta seminar saya mereferensikan ke rekan bisnis, keluarga atau teman-temannya. Mulai dari lulusan SD hingga profesor, mulai dari pelajar hingga pengusaha besar ternyata menyukai seminarseminar saya, baik di Indonesia maupun di beberapa Negara lain.

Mereka menyukai seminar saya di antaranya karena mereka merasa mendapat banyak ilmu dalam suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu, seringkali saya bertanya kepada para peserta seminar, “Bapak, Ibu, semua, kelihatannya kita harus selesai sampai malam… bagaimana? Mau lanjut?” Dan jawab para peserta seminar ,” Lanjut…!!!!” Sambung saya,”Tapi kelihatannya bukan hanya sampai malam, tapi bisa sampai tengah malam, bagaimana?”, kembali para peserta seminar menjawab, “Lanjut!! Terus lanjut”.

Dan perlu diketahui, seminarnya sering kali bukan hanya satu hari, tapi bahkan hingga lima, ya… lima hari berturut-turut hingga tengah malam, namun para peserta seminar tetap sangat bersemangat dan tentunya mendapat manfaat yang dahsyat. (*)(adn)

sumber : www.okezone.com
Read More..