Senin, 26 Juli 2010

Menyambut Malam Nishfu Syaban

Menyambut Malam Nishfu Syaban
Oleh M Zaenal Muhyidin

Senin 26 Juli 2010 bertepatan dengan 14 Syaban 1430 H. Malamnya, merupakan malam kelima belas dari bulan Syaban. Dalam tradisi masyarakat Islam khususnya di Indonesia malam ini sering disebut dengan “malam Nishfu syaban” yang artinya malam pertengahan bulan syaban yaitu malam kelima belas.

“Syaban” sebagai salah satu nama bulan dalam kalender hijriah mempunyai arti “berkelompok” (biasanya bangsa Arab berkelompok mencari nafkah pada bulan itu). Sya’ban termasuk bulan yang dimuliakan oleh Rasulullah Saw. selain bulan yang empat, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Salah satu pemuliaan Rasulullah Saw. terhadap bulan Syaban ini adalah beliau banyak berpuasa pada bulan ini.

Hal tersebut dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i dan Abu Dawud dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah yang artinya : "Usamah berkata pada Rasululllah Saw., 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.’”

Selain itu, menurut Rasulullah Saw pada bulan ini pula yaitu pada malam Nishfu sya’ban (malam kelima belas) seluruh amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah Swt. Sehingga Rasulullah Saw berharap ketika amal perbuatanya diangkat kepada Allah Swt maka Rasul dalam keadaan puasa. Hal tersebut dijelaskan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh al-Nasa’i yang artinya : “Bulan itu (Sya‘ban) berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketika aku berpuasa”. ( HR. an-Nasa’i)

Keutamaan Malam Nishfu Syaban

Keutamaan malam Nishfu Sya‘ban sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Mu‘az bin Jabal Radhiallahu ‘anhu, bersabda Rasulullah Saw. yang artinya: “Allah menjenguk datang kepada semua makhlukNya di Malam Nishfu Sya‘ban, maka diampuni segala dosa makhlukNya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah, at-Thabrani dan Ibnu Hibban)

Begitu juga dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA., beliau berkata: "Suatu malam Rasulullah Saw shalat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah Saw telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah Saw. selesai shalat beliau berkata: "Hai ‘Aisyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu Rasulullah Saw. bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini?”. "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam Nishfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (HR. Baihaqi). Menurut perawinya hadits ini mursal (ada rawi yang tidak sampai ke Sahabat), aka tetapi hadits ini cukup kuat.

Malam Nishfu Sya‘ban juga termasuk malam-malam yang dikabulkan doa. Imam asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Umm, berkata: “Telah sampai pada kami bahwa dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya ‘Idul fitri, malam pertama di bulan Rajab dan malam Nishfu Sya‘ban.”

Menghidupkan Malam Nishfu Sya‘ban

Malam Nishfu Sya‘ban (malam kelima belas pada bulan Syaban) merupakan malam yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Untuk itu, kita dianjurkan bahkan disunnahkan untuk menghidupkan malam ini. Adapun cara menghidupkan Malam Nishfu Sya‘ban sebagaimana yang dilakukan sekarang ini tidak berlaku pada zaman Rasulullah Saw dan zaman para sahabat. Akan tetapi hal ini berlaku pada zaman thabi‘in (zaman setelah para sahabat) dari penduduk Syam. Imam al-Qasthalani dalam kitabnya al-Mawahib al-Ladunniyah, berkata, “bahwa para tabi‘in daripada penduduk Syam seperti Khalid bin Ma‘dan dan Makhul, mereka beribadah dengan bersungguh-sungguh pada Malam Nishfu Sya‘ban. Maka dengan perbuatan mereka itu, mengikutlah orang banyak untuk membesarkan malam tersebut.”

Para tabi‘in menghidupkan Malam Nishfu Sya‘ban dengan dua cara, yaitu 1) Sebagian mereka hadir beramai-ramai ke masjid dan berjaga di waktu malam (qiyamullail) untuk shalat sunat dengan memakai harum-haruman, bercelak mata dan berpakaian yang terbaik; 2) Sebagiannya lagi melakukannya dengan cara bersendirian. Mereka menghidupkan malam tersebut dengan beribadah seperti shalat sunat dan berdoa dengan cara sendirian.

Adapun cara kita sekarang ini menghidupkan Malam Nishfu Sya‘ban dengan membaca Al-Qur'an seperti membaca surah Yasin, berzikir dan berdoa dengan berhimpun di masjid-masjid atau di rumah-rumah sendirian atau berjamaah adalah tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para tabi‘in itu.

Dalam hadits Ali Ra., Rasulullah Saw. bersabda: "Malam Nishfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan shalat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah berfirman: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (HR. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Ulama berpendapat bahwa hadits lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadits-hadits tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadits-hadits lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban dapat diambil kesimpulan bahwa Malam Nishfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Amalan-Amalan dalam Malam Nishfu Sya‘ban

Untuk menghidupkan Malam Nishfu Sya‘ban dapat kita lakukan dengan berbagai cara, tapi hal-hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang baik yang tiak bertentangan denga syraiat.

Di antara hal yang dianggap bid‘ah dan bertentangan denga syariah oleh sebagaian ulama dalam malam Nishfu sya’ban itu adalah shalat sunat Nishfu Sya‘ban. Menurut sebagian ulama, shalat sunat Nishfu sya’ban sebenarnya tidak tsabit, tidak kuat dasar hukumnyadan dan tidak ada dalam ajaran Islam. Seperti Imam an-Nawawi dan Imam Ibnu Hajar telah menafikan adanya shalat sunat Nishfu Sya‘ban. Karena menurut beliau suatu shalat itu disyariatkan cukup sandarannya pada nash Al-Qur'an atau pada hadits nabi.

Jika seseorang itu masih juga ingin melakukan shalat pada malam Nishfu sya’ban, maka sebaiknya dia mengerjakan shalat-shalat sunat lain seperti sunat Awwabin (di antara waktu maghrib dan Isya'), shalat Tahajjud diakhiri dengan shalat Witir atau shalat sunat Muthlaq bukan khusus shalat sunat Nishfu Sya‘ban. Shalat sunat Muthlaq ini boleh dikerjakan kapan saja, baik pada Malam Nishfu Sya‘ban atau pada malam-malam lainnya.

Tapi ulama lain seperti Imam al-Ghazali dalam kitabnya al-Ihyaa’ (Juz 1 hal. 210) menyatakan bahwa shalat malam Nishfu sya’ban adalah sunat dan hal itu dilakukan pula oleh para ulama salaf. Bahkan para ulama salaf menamakan shalat tersebut sebagai shalat khair (shalat yang baik). Begitu juga ulama-ulama lain seperti al-Allamah al-Kurdi. Selain dalam kitab al-Ihyaa’ juga dalam kitab-kitab lain seperti Khaziinah al-Asraar (hal. 36), al-’Iaanah (Juz 1 hal. 210), al-Hawaasyi al-Madaniyyah (Juz 1 hal. 223), dan al-Tarsyiih al-Mustafiidiin (hal. 101).

Nah, terlepas dari ‘kontroversi’ tentang amalan-amalan pada malam Nishfu syaban khususnya tentang shalat Nishfu sya’ban yang dianggap bid’ah oleh sebagian ulama dan dianggap sunat oleh ulama lain, maka kita sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nishfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, dzikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal shalih lainnya seperti puasa pada siang harinya sebagaiman dicontohkan Rasulullah Saw. sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang lupa akan kemuliaan bulan sya’ban ini. Wallah a’lam bishawab !

* Penulis adalah Wakil Ketua PW LTN NU Jawa Barat dan Ketua Yayasan Al-Mizan, Jatiwangi, Majalengka
sumber : www.nu.or.id
Read More..

Rabu, 21 Juli 2010

Jagung Manis Master Sweet benar-benar " Master "

Jagung Manis Master Sweet benar-benar " Master "
oleh : Azis Rifianto*

Tanaman jagung merupakan tanaman yang berumah satu (monocius)dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Selama ini kita lebih mengenal tanaman jagung Field Corn (jagung pipil) dibandingkan dengan tanaman jagung yang lain, padahal jenis jagung tidak hanya jagung pipil, tetapi ada juga jagung manis (karakter spesifik manis), jagung ketan (karakter spesifik pulen/seperti ketan), jagung pop corn (karakter spesifik mudah mengembang) dan masih banyak lagi jenis jagung dengan karakter yang spesifik. Tanaman jagung pipil pada umumnya digunakan sebgai pakan ternak, sedangkan tanaman jagung manis lebih banyak di konsumsi oleh manusia dalam bentuk fresh maupun olahan.

Jagung pipil biasanya di panen tua 105 hst (hari setelah tanam)pada stadia R6/masak fisiologis, sedangkan tanaman jagung manis di panen muda 65 hst (hari setelah tanam) pada stadia R3/masak susu. jagung manis dan jagung pipil dapat dibedakan berdasarkan morfologi tanaman yaitu Tasel/bunga jantan pada tanaman jagung manis berwarna kuning karena tidak memiliki antosianin/zat warna merah sdangkan jagung pipl pada umumnya memiliki antosianin. Silk/ rambut tongkol pada tanaman jagung manis berwarna kuning sedangkan pada jagung pipil memiliki antosianin, karakter morofologi yang lain yang bisa dipakai untuk membedakan adalah pada stem/ batang, pangkal batang tanaman jagung manis pada umumnya berwarna hijau atau putih sedangkan pada tanaman jagung pipil, pangkal batang umumnya berwarna ungu/merah.

Tanaman jagung manis memiliki rasa manis disebabkan tanaman ini memiliki gen resesif yang berfungsi untuk menghambat proses pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung manis menjadi 4 - 8 kali lebih manis di bandingkan dengan tanaman jagung pipil. Terdapat 8 Gen resesif pada tanaman jagung manis yang banyak di kembangkan pada varietas jagung manis komersial antar lain amylose-extender1 (ae1) terdapat pada kromosom 5, gen brittle 1 (bt1) terdapat pada kromosom 5, geb brittle 2 (bt2)terdapat pada kromosom nomer 4, gen sugary 1 (su1)terdapat pada kromosom 4. Gen dull 1 (du10 terdapat pada kromosom 10, sugary enhancer 1(se10 terdapat pada kromosom 2C, waxy 1 (wx1)pada kromosom 9 dan gen shrunken (sh2)yang terdapat pada kromosom 3.

Tanaman jagung manis yang diperdagangkan di Indonesia pada umumnya memiliki gen resesif shrunken (sh2), dikarenakan memiliki fenotip tanaman yang lebih baik, dengan kandungan sukros 24,6% pada saat 22 hari setelah terjadi polinasi/penyerbukan, lebih tinggi dibandingkan gen yang lain.Diantara varietas komersial jagung manis yang mengandung gen sh2 yaitu BISI Sweet 2, Sweet Boy 1, sweet Boy 2 dan yang terbaru yaitu Master Sweet.

Varietas jagung manis Master Sweet memiliki beberapa keunggulan yaitu tanaman lebih vigorus, kokoh, tahan rebah dengan ukuran tongkol yang besar panjang 20.8 cm, diammeter tengah tongkol 5.3 cm, keliling tengah tongkol 17 cm dan jumlah baris tongkol 16 - 18 baris. Berat satu tongkol klobat jagung manis master sweet bisa mencapai 500 gr, yang berarti dalam 1 kg berisi 2 tongkol. Tongkol yang besar akan memberikan nilai tambah dan keuntungan yang lebih kepada petani, untuk produk sayuran dan buah daya simpan merupakan salah satu faktor yang penting, semakin bagus daya simpan dan daya tahan varietas terhadap penyimpanan dan jarak, maka varietas tersebut akan semakin laku dan kompetitif di pasar.

Master Sweet memiliki kelebihan pada daya simpan dibandingkan varietas lain yang ada di pasaran seperti bonanza dan sugar 75, dimana ketika tongkol disimpan selama 1 minggu setelah panen pada suhu ruang klobot dari tongkol master sweet masih kelihatan hijau dan biji lambat kisut sedangkan pada vaietas lain klobot sudah kering menguning dan biji sudah kisut. Kelebihan yang lain dari varietas ini adalah tahan terhadap penyakit karat daun (Puccinia sorghi) dan lebih tahan terhadap serangan penyakit bulai/ downey mildew yang di akibatkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis. Dengan banyaknya keunggulan varietas tersebut layak kiranya vairetas tersebut di beri nama Master Sweet. Berikut merupakan deskripsi Varietas jagung manis Master sweet.

Deskripsi varietas Master Sweet
Jenis : Hibrida silang tunggal
Golongan varietas : Hibrida silang tunggal
Umur 50 % anther terbuka: 49/ 55 / 61 hari (dat. rendah/ Menengah/ tinggi)
Umur 50% keluar rambut : 51/ 57 / 63 hari (dat. rendah/ Menengah/ tinggi)
Umur mulai panen : 68/ 75 / 94 hari (dat. rendah/ menengah/tinggi)
Batang : Hijau, kokoh, bulat
Warna batang : Hijau
Tinggi tanaman : 203 cm
Tinggi tongkol : 98 cm
Daun : Lebar, Tegak
Warna daun : Hijau
Keragaman tanaman : Seragam
Bentuk malai (tassel) : Semi tegak
Warna sekam (glume) : Kuning kehijauan
Warna malai (anther) : Kuning
Warna rambut : Kuning
Penutupan tongkol : Baik
Bentuk tongkol : Silindris
Tipe biji : Sweet corn (Shrunken)
Warna biji : Kuning
Jumlah baris biji : 16 – 18 baris
Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan
Potensi hasil : 17.8 ton/ha
Rata-rata hasil : 12.1 ton/ha
Berat 1000 biji : ± 148.1 gram (biji kering)
Kadar gula : 13.3 % brix
Panjang tongkol : 20.8 cm
Diameter tengah tongkol : 5.3 cm
Keliling tengah tongkol : 17 cm
Jumlah biji per baris : 43.9 biji
Berat/tongkol (glondong): 499 gr
Berat/tongkol (kupasan) : 339 gr
Ketahanan penyakit : Toleran penyakit hawar daun (Helminthosporium turcicum),
tahan penyakit karat daun (Puccinia sorghi), dan Tahan
bulai (Peronosclerospora maydis)
Keterangan : Tahan simpan, beradaptasi dengan baik di dataran
rendah,menengah maupun tinggi
Daerah pengembangan : Indonesia /Tropis
* Staff RND PT BISI International, Tbk
Read More..