Sabtu, 21 Agustus 2010

Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung


Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung
by : Azis Rifianto*

Penyakit bulai pada jagung merupakan penyakit utama yang paling berbahaya karena sebarannya yang sangat luas meliputi beberapa negara penghasil jagung di dunia seperti Filipina, Thailand, India, Indonesia, Afrika, dan Amerika (Shurtleff, 1980) dan hampir di semua propinsi di Indonesia (Semangun, 1973; 1993), dan kehilangan hasil yang ditimbulkannya dapat mencapai 100% pada varietas jagung yang rentan(Sudjono, 1988). Hal ini seperti yang di alami petani di kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dimana lebih dari 220 hektar lahan jagung mereka terserang bulai, sehingga kerugian yang diderita petani akibat penyakit ini mencapai 500 juta lebih (Suara Merdeka, 2 juli 2010). Bulai merupakan penyakit yang bersifat parasit obligat, dimana cendawan ini hanya mampu tumbuh dan berkembang pada jaringan hidup dan hanya pada tanaman inang (jagung).

Penyebab
Shurtleff (1980), Wakman dan Djatmiko (2002), serta Rathore dan Siradhana (1988) melaporkan bahwa penyakit bulai pada jagung dapat disebabkan oleh 10 spesies dari tiga generasi yaitu:

1. Peronosclerospora maydis (Java downy mildew)
2. P. philippinensis (Philippine downy mildew)
3. P. sorghi (Sorghum downy mildew)4. P. sacchari (Sugarcane downy mildew)
5. P. spontanea (Spontanea downy mildew)
6. P. miscanthi (Miscanthi downy mildew).
7. P. heteropogoni (Rajasthan downy mildew)
8. Sclerophthora macrospora (Crazy top)9. S. rayssiae var. zeae (Brown stripe)
10. Sclerospora graminicola (Graminicola downy mildew)
Penyakit bulai di Inonesia di sebabkan oleh 3 spesies cendawan dari genus Peronosclerospora yaitu P. maydis, P. philippinensis, P. sorghi.

Gejala

Gejala daun yang terinfeksi berwarna khlorotik, biasanya memanjang sejajar tulang daun, dengan batas yang jelas, dan bagian daun yang masih sehat berwarna hijau normal. Warna putih seperti tepung pada permukaan bawah maupun atas bagian daun yang berwarna khlorotik, tampak dengan jelas pada pagi hari. Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun terinfeksi. Daun yang khlorotik sistemik menjadi sempit dan kaku. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan pembentukan tongkol terganggu sampai tidak bertongkol sama sekali. Tanaman yang terinfeksi sistemik sejak muda di bawah umur 1 bulan biasanya mati. Gejala lainnya adalah terbentuk anakan yang berlebihan dan daun-daun menggulung dan terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan dan daun sobek-sobek. Tanaman jagung mengalami periode kritis antara umur 1 minggu hingga 5 minggu, apabila selama periode kritis tersebut tanaman tidak menimbulkan gejala serangan maka tanaman jagung akan tumbuh normal dan bisa menghasilkan tongkol.

Siklus Hidup

Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak begitu penting sebagai sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh di permukaan daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman muda dan lesio lokal berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi sistemik. Konidiofor dan konidia terbentuk keluar dari stomata daun pada malam hari yang lembab. Apabila bijinya yang terinfeksi, maka daun kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika inokulum berasal dari spora, daun kotiledon tetap sehat.

Epidemiologi
Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap, dan suhu tertentu, P. maydis di bawah suhu 24oC, P. philippinensis 21-26oC, P. sorghi 24-26oC, P. sacchari 20-25oC, S. rayssiae 20-22oC, S. graminicola 17-34oC, dan S. macrospora 24-28oC.

Tanaman Inang
Beberapa jenis serealia yang dilaporkan sebagai inang lain dari patogen penyebab bulai jagung adalah Avena sativa (oat), Digitaria spp. (jampang merah), Euchlaena spp. (jagung liar), Heteropogon contartus, Panicum spp.(millet, jewawut), Setaria spp.(pokem/seperti gandum), Saccharum spp.(tebu), Sorghum spp., Pennisetum spp.(rumput gajah), dan Zea mays (jagung).

Pengendalian

Oleh karena itu dalam pengembangan jagung di Indonesia, kewaspadaan terhadap penyakit bulai perlu mendapat perhatian serius dengan berpegang pada 5 komponen pengendalian yaitu : 1) Periode bebas tanaman jagung, 2). Tanam serempak, 3). Eradikasi tanaman terserang bulai, 4). Varietas tahan bulai, 5). Fungisida berbahan aktif metalaksil (Bisa menggunakan Demorf berbahan aktif Dimethomorp).
Komponen pengendalian penyakit bulai yang umum dilakukan selama ini adalah perlakuan benih dengan fungisida saromil atau ridomil yang berbahan aktif metalaksil, karena praktis dan mudah dilakukan, bahkan petani tidak perlu melakukan tindakan apapun, hanya menanam benih jagung yang sudah diberi perlakuan fungisida. Selain pengendalian dengan fungisida, varietas tahan bulai sebenarnya sudah lama diteliti, namun tidak banyak yang memanfaatkannya karena adanya fungisida barbahan aktif metalaksil yang selama ini efektif mengendalikan penyakit bulai melalui perlakukan biji.

Dalam penerapan varietas tahan bulai untuk pengendalian penyakit bulai, pemerintah Indonesia telah membuat aturan, dalam pelepasan varietas jagung harus memiliki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai. Hal ini amat penting karena sekalipun telah dilepas, apabila tidak tahan bulai tidak akan tersebar luas karena bisa gagal panen akibat penyakit bulai yang telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, dan juga baru-baru ini diketahui telah terjadinya resistensi P. maydis terhadap fungisida metalaksil di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Wakman, 2008).

Terjadinya outbreak atau wabah penyakit bulai di beberapa daerah penghasil jagung seperti di Bengkayang (Kalbar), di Kediri dan Jombang (Jawa Timur), dan Medan (Sumatera Utara) yang sekalipun diberi perlakuan dengan fungisida berbahan aktif metalaksil, merupakan indikasi telah terjadinya perubahan ketahanan yang meningkat dari Peronosclerospora penyebab penyakit bulai. Adanya resistensi P. maydis terhadap metalaksil yang telah terbukti terjadi di Kalbar, merupakan ancaman bagi pengembangan jagung di Indonesia, hal ini disebabkan fungisida metalaksil tidak efektif lagi digunakan dalam pengendalian penyakit bulai. Oleh karenanya komponen pengendalian bulai lainnya perlu digalakkan.

Pengembangan varietas tahan bulai merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman jagung di Indonesia. Ketahanan terhadap penyakit bulai
dipengaruhi oleh banyak gen (polyge
nic) dan bersifat aditif. Dengan varietas jagung tahan bulai petani akan lebih untung karena resiko gagal panen kecil dan biaya perawatan lebih murah karena penggunaan fungisida lebih sedikit.

Varietas Rentan Varietas Tahan



* Staff R&D PT BISI International, Tbk

29 komentar:

  1. untuk mengatasi bulai mudah sebenarnya,...tapi banyak ilmuwan yang tidak mengetahuinya,....beri saja dengan Growth Plant,.....bisa mengurangi resiko bulai,...sebagian tempat produksi dan centra penanaman jagung terbukti,...silahkan mencoba

    BalasHapus
  2. Terimaksih atas info nya...bisa di coba.

    BalasHapus
  3. tapi koq masih banyak yang terserang bulai ya...itu karena jamur memang sulit dibasmi atau karena kurangnya sosialisasi cara pencegahan dan atau penanggulangan....kasihan petani yang gagal panen berhektar-hektar gara" bulai

    BalasHapus
  4. salah satu penyebab penyakit bulai sulit di basmi, karena;1. Jamur dapat berkembang biak di karenakan ada air gutasi pada tanaman dan ini tidak dapat dicegah karena bersifat alamiah,2.sampai saat ini belum ada fungisida yg mampu mengobati, yg ada hanya mampu mencegah,3.Petani tidak bisa diajak tanam serempak (bisa tanam kapanpun), dikarenakan pengairan mengandalkan air sumur, sehingga siklus hidup bulai tidak pernah putus,beda ketika petani mengandalkan pengairan dari air sungai yg tentunya harus memperhatikan ketersediaan air sehingga pada umumnya karena pengairan mengandalkan air sungai, petani bisa diajak tanam serempak,4.Perlunya perakitan hibrida yang tahan bulai untuk mengatasi penyakit bulai,5.Kurangnya sosialisasi.

    BalasHapus
  5. kalau di semprot antracol bisa menanggulangi penyakit bulai g ya?

    BalasHapus
  6. kalo disemprot pake antracol, belum pernah mencoba, tp kalo disemprot pake demorf (bahan aktiv dimetomorf) saya pernah coba dan ada pengaruhnya.thanks

    BalasHapus
  7. kalau disemprot dengan akrobat gimana ?

    BalasHapus
  8. acrobat berbahan aktif dimetomorf 50%, sedangkan demorf berbahan antif dimetomorf 60%

    BalasHapus
  9. ya, sepengetahuan saya Perenosclerospora maydis memang tdk bs diatasi/disembuhkan. blm ada satupun varietas yg resisten bulai, yg ada baru sekedar toleran. dan blm ada satupun bahan aktif Fungisida yg mampu berfungsi curatif apalagi eradikatif trhdp bulai. Dimetomorf ckp lumayan utk preventif/proteksi, kecuali daerah penanaman sdh endemik.

    @aziz; daerah saya karena pengairan sangat lancar (dr gunung dan tersedia sepanjang tahun) justru mengakibatkan penanaman tdk pernah serempak. hal ini berakibat sangat fatal. tahun 2009, total areal pertanaman jagung yg terserang bulai mencapai 75%. pdhl saat itu msm kemarau... yg menyebarkan tentu saja angin, embun, dan air gutasi.

    BalasHapus
  10. kalau mau cepat teratasi pakai saja Fungisida/Bakterisida Nordox, karena saya sudah membuktikan bisa mengatasi bulai, dengan syarat mengikuti petunjuk pemakaiannya dengan benar dari ktp_sutojayan@yahoo.co.id

    BalasHapus
  11. aplikasi penyemprotan fungisida amistartop (BA : azoksitrobin + difekonazol) dosis tinggi dari awal, sebenarnya juga lumayan efektif untuk mencegah bulai

    BalasHapus
  12. untuk yang menganjurkan growt plant itu beli dimana dan referensi penggunaan nya ada dimana terima kasih

    BalasHapus
  13. pake acrobat+regent red jg bagus kok.serangan bulai bs turun..

    BalasHapus
  14. Sebenarnya apabila penyakit bulai sdh menyerang tdk ada fungisida/bakterisida/grow plant yg mampu mengatasinya, karena sdh menjalar ke seluruh jaringan tanaman. Ini terlihat dari batang yg meskipun sdh dipangkas tp msh menunjukkan penyakit bulai. Yg tepat adlh menggunakan metode Seed-treatment dg fungisida Acrobat 50 WP dg konsentrasi 10gr/kg benih. Jgn khawatir meskipun cuma 50 tp lbh baik drpd yg 60.
    Slm hormat: H.Rachmat (Petani jagung manis dari Cirebon).Sebenarnya apabila penyakit bulai sdh menyerang tdk ada fungisida/bakterisida/grow plant yg mampu mengatasinya, karena sdh menjalar ke seluruh jaringan tanaman. Ini terlihat dari batang yg meskipun sdh dipangkas tp msh menunjukkan penyakit bulai. Yg tepat adlh menggunakan metode Seed-treatment dg fungisida Acrobat 50 WP dg konsentrasi 10gr/kg benih. Jgn khawatir meskipun kandungan Dimetomorf-nya cuma 50% tp lbh baik drpd yg 60%.
    Slm hormat: H.Rachmat (Petani jagung manis dari Cirebon).ngisida/bakterisida/grow plant yg mampu mengatasinya, karena sdh menjalar ke seluruh jaringan tanaman. Ini terlihat dari batang yg meskipun sdh dipangkas tp msh menunjukkan penyakit bulai. Yg tepat adlh menggunakan metode Seed-treatment dg fungisida Acrobat 50 WP dg konsentrasi 10gr/kg benih. Jgn khawatir meskipun cuma 50 tp lbh baik drpd yg 60.
    Slm hormat: H.Rachmat (Petani jagung manis dari Cirebon).Sebenarnya apabila penyakit bulai sdh menyerang tdk ada fungisida/bakterisida/grow plant yg mampu mengatasinya, karena sdh menjalar ke seluruh jaringan tanaman. Ini terlihat dari batang yg meskipun sdh dipangkas tp msh menunjukkan penyakit bulai. Yg tepat adlh menggunakan metode Seed-treatment dg fungisida Acrobat 50 WP dg konsentrasi 10gr/kg benih. Jgn khawatir meskipun kandungan Dimetomorf-nya cuma 50% tp lbh baik drpd yg 60%.
    Slm hormat: H.Rachmat (Petani jagung manis dari Cirebon).

    BalasHapus
  15. kata pak tani sebelum ulur/ tanam, benih dicampur dengan redomil/saromil. apa benar bisa ngatasi ya pak?

    BalasHapus
  16. Bule bisa diatasi dengan agent hayati antagonis....dengan sistem kanibal yang memakan dan mematikan Peronosclerospora secara perlahan jau lebih efektif, hanya dg ini lebih lambat dibanding kimia, tapi justru efektif karena mikroba dan bakteri antagonis akan berkembang dan melindungi tanaman....bisa menggunakan plant protector Xanthoryne yg mempunyai kandungan aktif mikroba dan bakteri antagonis....info bisa email ke saya zia_wan@yahoo.co.id

    BalasHapus
  17. gunakan daun tembakau dan bawang putih, mudah2 mudah bisa karena mengandung zat biostatik

    BalasHapus
  18. Aduh bingung gmana nih tanaman jagung sya sudah ad yg kena bulai. Umur tnaman sudah 18 hri gmana mengatasinya tlongg bantuanya. .

    BalasHapus
  19. makasi semuanya. untuk infonya.

    BalasHapus
  20. Itu fungi yg bahan dimetomorf dilamongan & tuban wes gak mampu, entah itu demorf atau acrobat dll. Petani sampai bingung dibuatnya

    BalasHapus
  21. Bulai pada tanaman jagung atasi dengan puanmur bahan aktif CBIA 50% (clhorobromo isocianuric acid, aplikasi saat perlakuan benih 5 gr per kg atau aplikasi semprot ke tanaman 5 gr/ tangki 14 lt mulai 7 hst , 21 hst, 35 hst...info lanjutan call/ sms aji 081329231022...bravo petani

    BalasHapus
  22. DM itu penyakit klasik di jagung....Kalau mau aman dari bulai tanam yg lain aja...singkong, kelapa sawit,pisang dll. Salam

    BalasHapus
  23. banyak sales yg komen, justru kurang bijak,,
    kalau memang mau benar2 membantu mengatasi masalah bulai yg sedang dihadapi petani bisa disebutkan bahan aktif fungisidanya saja "gak perlu sebut merk"
    tks.

    BalasHapus
  24. di wilayah saya 'pun sama, penyakit bulai menjangkit disana sini

    BalasHapus
  25. ass...mf Mau iket konon tolong bgi2ilmu nya donk,cara ngobtti jgung yg kena bulAi

    . tks

    BalasHapus
  26. Baca dari atas sampek bawah gk da yg sama,,,bingung mau ngikut yg mna,,,

    BalasHapus
  27. Terima kasih atas semua infonya mudah mudahan bermanfaat untk semua petani dimanapun berada

    BalasHapus