Minggu, 07 Februari 2010
Cobalah Tinggal di Pegunungan untuk Turunkan Berat Badan
Cobalah Tinggal di Pegunungan untuk Turunkan Berat Badan
Irna Gustia - detikHealth
Munich, Penderita obesitas harus mencoba tinggal di pegunungan jika ingin menurunkan berat badan. Lemak jadi lebih mudah terbakar ketika udara semakin tipis yang merupakan ciri khas daerah pegunungan.
Ilmuwan mengatakan fenomena itu banyak terjadi di negara-negara yang atmosfernya sedikit karena daerahnya tinggi seperti di Tibet dan Argentina.
Daerah tinggi memiliki udara yang oksigennya tipis sehingga tubuh dipaksa berusaha keras untuk mendapatkan oksigen. Sedangkan di daerah lautan atau permukaan rendah oksigennya sangat padat dan mudah didapat.
Peneliti melakukan studi terhadap 20 orang yang memiliki indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) 34. Angka BMI lebih dari 30 adalah pertanda orang mengalami obesitas serius juga masalah kegemukan yang parah. Karena seseorang dikatakan gemuk jika BMI sebesar 25-29,9 dan obesitas jika BMI mencapai 30 atau lebih.
Para partisipan itu berhasil menurunkan beberapa pound setelah tinggal sedikitnya satu bulan untuk percobaan ini. Ketika tinggal di gunung gaya hidup partisipan mengalami perubahan. Dengan kondisi yang unik itu malah membuat fungsi metabolismenya meningkat, nafsu makan berkurang dan menurunnya tekanan darah.
Dr Florian Lippi, dari Ludwig Maximillians University di Munich, mengatakan dengan memahami mekanisme di balik penurunan berat badan ini dapat memberikan dasar untuk perawatan baru penderita obesitas.
Dr Lippi dan timnya juga mempelajari efek tinggal di dataran tinggi selama satu minggu tanpa melakukan perubahan seperti melakukan latihan rutin atau kesediaan pangan.
Pada akhir penelitian sebuah studi juga dilakukan di laboratorium berpendingin udara (AC) dekat puncak gunung tertinggi di Jerman Zugspitze, untuk melihat pengaruhnya terhadap berat badan. Ternyata asupan makanan dan tekanan darah telah menurun secara dramatis dan efek-efek ini masih berlanjut hingga empat minggu sesudahnya.
Peneliti mengatakan rendahnya tingkat oksigen pada daerah tinggi berpengaruh pada peningkatan leptin yakni hormon di otak yang berperan untuk menekan nafsu makan. Meskipun diakui penyebab ini masih perlu dipelajari lebih lanjut. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam the journal Obesity.
"Penurunan berat terlihat pada tempat yang tinggi terutama disebabkan oleh peningkatan metabolisme dan asupan makanan yang berkurang. Namun alasan di balik perubahan-perubahan ini belum begitu jelas dan mungkin merupakan efek sementara tubuh ke perubahan iklim dan lingkungan yang baru," kata Dr Lippi seperti dilansir dari Telegraph, Minggu (7/2/2010).(ir/ir)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar